Dahlan bisa berbicara apa saja dengan orsinalitas
leluconnya. Dalam teori Stand Up Comedy, apa yang
dilontarkan Dahlan bukanlah Street Jokes, Lawakan yang
sudah disampaikan berulang-ulang oleh banyak orang.
Buku ini menyajikan tweet-tweet Dahlan iskan dari akun twitter
pribadinnya @iskan_ dahlan kali ini dalam bentuk Certwit .Tentunya penerbit
hanya menggunakan tweet-tweet yang menarik,lucu, dan inspiratif dari @iskan_
dahlan.
Buku
ini berkisah tentang pemukiman Tionghoa di pulau Bangka, ’Pulau Timah’
Indonesia, dari asal muasal nya di awal abad ke-18 hingga akhir abad ke-20.
Organisasi Tionghoa yang mengkhususkan diri dalam produksi bahan
mentah,masuknya tenaga kerja asal Tiongkok dan pembentukan suatu komunitas
Tionghoa secara bertahap adalah tema-tema pokok, namun buku ini juga
memberijkan perhatian pada pengaruh
berbagai perkembangan tersebut pada masyarakat lokal.
Perubahan tekhonologis dan kebijakan
pemerintahan,baik kolonial maupun Indonesia, Ditambahkan pula dalam kisah ini Pertambangan timah di
masa awal
serta peran masyarakat Tionghoa dalam pembangunan Pulau
Bangka Abad XVIII s/d Abad XX
Setiap kita pasti mendambakan kehidupan yang bahagia, di dunia maupun
diakhirat. Bahagia di dunia karena kita memiliki kehidupan yang berkelimpahan.
Bahagia di akhirat karena kita mempunyai amal yang menyelamatkan
Rezeki itu misteri, mati itu pasti;bagaimana kita mengoptimasi diri agar
terampil menjemput rezeki yang berkelimpahan demi keindahan saat kematian.
Persiapkan kematian, hidup kita malah berkelimpahan. Bagaimana itu bisa terjadi
? Anda bisa menemukan jawabannya dalam buku ini.
Beberapa tema penting yang diulas dibuku ini,antara
lain:
·
5 Rumus Bahagia Dunia Akhirat;
·
Pahlawanku Keluargaku;
·
Optimalkan Hidup, Persiapkan Kematian;
·
Kekayaan sesungguhnya Adalah Kesederhanaan;
·
Langgar kebenaran,Jalan Hidup Jadi Sempit.
Tulisan-tulisan yang ditorehkan dalam buku ini
adalah hasil pengalaman para santri hidup dan belajar di Barat. Kehadirannya
ingin membuktikan bahwa kaum santri bukanlah kaum sarungan yang jago kandang.
Mereka adalah orang-orang yang berani menerobos keluar kultur masyarakat
tradisional untuk menyelami samudera pergaulan internasional.Mereka merupakan
penerus para ulama yang memang telah memiliki tradisi mengembara mencari ilmu
pengetahuan dimanapun berada .
Dari santri yang asyik bergaul dengan orang-orang
Meksiko yang sering dianggap biang kerok kejahatan, hingga mereka yang berjuang
hebat menembus benteng kokoh Akademi Barat demi demi mendapatkan beasiswa dan
akses ke Universitas prestitus. Pengalaman-pengalaman mereka ini layak dibaca
siapa pun yang berjiwa petualang dan tak ingin disebut”Kuper(kurang
Pergaulan).”
Dikejar
– kejar tentara tidak pernah ada dalam rencana Dahlan muda. Awalnya,Dahlan ke Samarinda
menuntut ilmu. Sayang,teori tak sejalan dengan kenyataan , Dosen-dosen yang
otoriter dan kondisi politik yang memanas,membuat perkuliahan tidak
lancar.Belum lagi kerinduannya yang besar terhadap kampung halaman dan
orang-orang terkasih yang selalu menyesakkan dada,membuat hidup di rantau
terasa semakin berat. Dahlan
pun memutuskan berhenti kuliah .dia memilih aktif dalam kegiatan kemahasiswaan yang
kemudian menyeretnya pada peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari –Malari.
Tugu
Nasional menjadi saksi keberanian dan kepedulian Dahlan serta rekan-rekannya
terhadap negeri yang kacau-balau kala itu. Dianggap memberontak,mereka pun menjadi
buronan pemerintah.Tak di sangka,dalam pelariannya,takdir mempertemukan dahlan dengan dua cinta baru
dalam hidupnya: Perempuan dari Loa Kulu
dan Surat kabar.
Dapatkan seluruh buku ini di Gramedia Bangka dan Gramedia Se-Sumatera lainnya :)